To my another blog. Please drop by and comment if you liked to. No need to SPAMMED coz it's really not worth it! LAST but not least, ENJOY UR DAY!
RSS

Tugas 2 (Softskill) - Bahasa Indonesia 2

Nama: Maya Octaviany
NPM: 17109219
Kelas: 3KA16
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia 2 (softskill)



1. Data Publikasi

a. Judul :  Walau Krisis Melanda, Janganlah Mati Gaya
b. Nama Penulis :  TRI
c. Nama Penerbit :  Kompas
d. Hari/Tgl Penerbitan :  Sabtu, 18 April 2009
e. Nomor Halaman :  26
f. Tema/Topik :  Ekonomi Kota


2. Ringkasan

Krisis ekonomi yang melanda seolah tidak memengaruhi sebagian warga kota besar terutama Jakarta. Pusat-pusat belanja sepanjang hari, terutama pada akhir pekan dan hari libur, tetap banyak dikunjungi warga kota.

Pengamatan Kompas sejak akhir pekan lalu hingga Jumat (17/4) menunjukkan warga Jakarta dan sekitarnya tetap membeli pakaian, tas, dan aksesori lain. Maklum mode terus berganti. Mereka, terutama dari kelas menengah ke atas, tak mau mati gaya. “Harus tetap ikut mode, dong,” kata Ika yang belanja di salah satu ITC di daerah Cipulir bersama sang ibu.

Danny Kojongian, Direktur Komunikasi Korporate PT Matahari Putra Prima (pemilik Matahari Department Store, Hypermart, dan supermarket Food Mart), mengakui penjualan di tokonya cukup baik. Pada Januari lalu ada kenaikan penjualan 16-17 persen dibandingkan dengan Januari 2008. Namun pada Februari lalu, kenaikan penjualan turun menjadi sekitar 10 persen.

Sekalipun tak seramai toko kelas menengah, toko serba ada seperti Ramayana, Robinson, dan Pojok Busana tetap dikunjungi konsumen walaupun hanya melihat-lihat dan jarang yang membeli.

Diakui pemilik Pojok Busana Department Store Tutum Ruhanta dan Setiyadi Surya dari Ramayana Department Store, sebagai penyedia baju, sepatu, dan tas untuk kalangan menengah ke bawah, mereka hanya bisa bertahan supaya usaha tetap berlanjut.

Pada krisis yang entah sampai kapan terjadi, pusat belanja terus memberi berbagai diskon untuk menarik pembeli. Sekarang tinggal pintar-pintarnya konsumen berbelanja jika tak mau mati gaya.  


3. Keunggulan

Pada artikel, penulis jelas menuliskan sumber dan lokasi berita, tanggal berita dan wawancara lengkap dengan pemilik toko yang diamati maupun dengan konsumen dan pramuniaga toko tersebut secara langsung.

Penulis juga menggugah pembaca untuk terus membaca hingga akhir artikel karena gaya penulisan serta bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.


4. Kelemahan

Artikel tersebut sedikit membingungkan pembaca disaat penulis membandingkan jumlah penjualan antara toko kelas menengah yang mengalami kenaikan, dengan toko serba ada yang stagnan bahkan mengalami pertumbuhan yang kecil sekali. Sedangkan pembahasan pada judul yang membahas “janganlah mati gaya”, menjadi kurang porsinya.


5. Pendapat Akhir

Artikel “Walau Krisis Melanda, Janganlah Mati Gaya” merupakan artikel yang membahas ekonomi kota Jakarta khususnya, yang saat ini sedang mengalami krisis ekonomi namun tidak memengaruhi penjualan atau proses jual beli di suatu toko, karena gaya hidup warga yang tetap ingin mengikuti mode yang terus berganti.

Pendapat saya bahwa artikel tersebut di atas sudah baik dan cukup jelas menggambarkan situasi pasar secara langsung. Wawancara lengkap dengan sumber juga menambah informasi artikel menjadi berbobot dan tidak terkesan “asal tulis saja”. Namun sekiranya penulis lebih baik lagi dalam membahas secara urut permasalahan yang dipaparkan serta penggunaan tata Bahasa Indonesia yang lebih baik lagi sesuai Ejaan Yang Disempurnakan.
read more “Tugas 2 (Softskill) - Bahasa Indonesia 2” 0 comments

Manusia dan Harapan

Nama: Maya Octaviany
NPM: 17109219
Kelas: 1KA29
Mata Kuliah: Ilmu Budaya Dasar (softskill)




Tiap-tiap Manusia pasti memiliki harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.


Penyebab Manusia Memiliki Harapan


a. Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya.

Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa. Bila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru mereka akan bersedih.

Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang. Namun bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. 

Perbedaan antara kedua mahluk itu ialah, bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. 

Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

b. Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah misalnya: makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.

Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikimya.

Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
- kelangsungan hidup (survival)
- keamanan ( safety )
- hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
- diakui lingkungan (status)
- perwujudan cita-cita (self actualization)
  
Kepercayaan
Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia sehingga bisa menjadi miliknya. Dalam hal ini, seorang manusia dan harapannya agar dapat dicapai, memerlukan kepercayaan baik kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Tuhan. 

Kepercayaan kepada diri sendiri dapat ditimbulkan dengan mulai memiliki konsepsi diri yang positif baik melalui fisik, cara berpikir dan jiwa yang akan membantu dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain ataupun bersosialisasi dengan orang lain sehingga terjalin secara positf dan berkesan dengan baik sehingga apa yang diharapkan dapat terwujud. 

Adapun kepercayaan kepada orang lain bisa ditimbulkan dengan merasa pantang untuk melakukan kebodohan dan kecurangan ataupun perilaku korupsi sehingga orang lain merasa percaya dalam membebankan apa yang diamanatkannya dan itu merupakan sesuatu yang kita harapkan. Hal tersebut bisa disebut dengan relationship. 

Kepercayaan terhadap Tuhan dapat diwujudkan dengan menjalankan segala perintah yang disuruh-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya serta beribadah dan beramal sesuai dengan agama yang diyakini. Dalam hal ini pengertian ibadah secara luas dimana kesemua kegiatan berorientasi kepada Tuhan.
read more “Manusia dan Harapan” 0 comments

Manusia dan Kegelisahan

Nama: Maya Octaviany
NPM: 17109219
Kelas: 1KA29
Mata Kuliah: Ilmu Budaya Dasar (softskill)


Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenang, perasaan yang tidak nyaman, selalu merasa khawatir, dan cemas.manusia sering mengalami kegelisahan karena berbagai hal.kegelisahan dapat diketahui melalui perubahan tingkah laku dan kebiasaan seseorang dalam melakukan sesuatu.seseorang yang sedang gelisah akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, dan biasanya emosinya meningkat.

Kegelisahan atau kecemasan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
- kecemasan objektif
- kecemasan neorotif
- kecemasan moril.

Kecemasan objektif adalah kecemasan atau kegelisahan yang timbul dari kenyataan atau suatu pengalaman yang kita lihat dari dunia luar.
Misalnya, seseorang yang melihat bencana banjir di daerah lain yang begitu luar biasa dapat mengalami kegelisahan.

Kedua, kecemasan neorotif adalah kecemasan atau kegelisahan yang timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah.
Misalnya phobia yang diderita seseorang sejak lahir, atau kecemasan yang timbul dari penyesuaian diri terhadap lingkungan.

Yang terakhir adalah kecemasan moril yaitu kecemasan atau kegelisahan yang timbul dari pribadi seseorang. Sifat atau pribadi seseorang bermacam- macam, sifat yang tidak terpuji dapat menimbulkan kegelisahan bagi orang-orang disekitarnya.



Penyebab Kegelisahan
Penyebab dari kegelisahan seseorang bermacam-macam, namun jika diperhatikan, penyebab kegelisahan seseorang adalah takut kehilangan hak-haknya. Baik hak untuk hidup, hak untuk bahagia, hak untuk mendapat kasih sayang dan lainnya. Kegelisahan dapat diatasi dengan cara menanamkan pola pikir yang positif dalam setiap menyelesaikan masalah.

Kegelisahan dapat diatasi mulai dari diri kita sendiri.dengan bersikap tenang dan logis, kesulitan dapat kita atasi sehingga kita tidak merasa gelisah. Kegelisahan juga dapat diatasi dengan cara mengintrospeksi diri kita sendiri tentang apa yang telah kita lakukan, apa penyebabnya, apa yang harus kita lakukan kedepan dan mengambil hikmah dari apa yang kita lakukan. Dan yang terpenting, untuk mengatasi kegelisahan kita harus berserah pada Tuhan karena Tuhanlah yang bisa memberikan kita ketenangan.

Namun, kegelisahan seseorang juga dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, misalnya pada orang yang peka perasaannya dan mudah gelisah, kegelisahan akan membuat atau menuntut orang tersebut untuk tidak menunda-nunda pekerjaan, karena beberapa orang akan merasa gelisah jika belum menyelesaikan kewajibannya.

Kegelisahan juga dapat membantu manusia untuk lebih berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu.
read more “Manusia dan Kegelisahan” 0 comments

Manusia dan Tanggung Jawab

Nama: Maya Octaviany
NPM: 17109219
Kelas: 1KA29
Mata Kuliah: Ilmu Budaya Dasar (softskill)


Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar kita menerima sesuatu yang dinamakan hak. Tanggung jawab merupakan perbuatan yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, karena tanpa tanggung jawab, maka semuanya akan menjadi kacau.

Tanggung jawab bisa juga disebut sebagai kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam.

Tanggung jawab itu bersifat kodrati artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa setiap  manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu.

Tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab/berbudaya. manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruknya perbuatannya itu. Dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.

Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.



Manusia dan Tanggung Jawab
Selain berjuang memenuhi kebutuhan sendiri, manusia sebagai makhluk sosial akan berhubungan dengan pihak lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:
i. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
ii. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
iii. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
iv. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara
v. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.


Pengabdian dan Pengorbanan
Tanggung jawab juga bisa berupa pengabdian dan pengorbanan yang merupakan perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

a. Pengabdian
Yaitu perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan dan itu merupakan tanggung jawabnya kepada tuhan yang maha esa.

b. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.

Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.

Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
read more “Manusia dan Tanggung Jawab” 0 comments